Thursday, June 11, 2009

Santri Tidak Hanya Menguasai Kitab Kuning Saja

Sabtu, 06 Desember 2008
Banjarmasin (www.pondokpesantren.net) – “Mengingat kemajuan teknologi yang demikian pesat, maka para santri seharusnya tidak hanya mememiliki kemampuan di dalam memahami kitab kuning, akan tetapi juga harus memiliki kemampuan bidang-bidang yang lain sehingga dengan kemampunnya tersebut bisa memberikan manfaat kepada lebih banyak orang”. Demikian dikatakan Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama, Prof. Dr. Muhammad Ali, MA, dalam sambutan penutupan MQK Nasional III di Banjarmasin (4/1208).

Menurut Ali, dalam perkembangan jaman, pesantren salafiyah tidak hanya mengembangkan dalam memahami kitab kuning saja namun juga dituntut kemampuannya dalam memahamami cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain dalam kategori sains dan teknologi. Akan tetapi, sambung Ali, pemahaman terhadap kitab kuning masih dianggap sebagai tolok ukur utama santri di dalam menempuh pendidikan di pesantren. “Pemahaman akan kitab kuning adalah inti pengetahuan para santri khususnya yang mengembangkan pendidikan salafiyah. Oleh karena itu, pemahaman kitab kuning dianggap sebagai tolok ukur dari keberhasilan para santri menimba ilmu pengetahuan di pesantren”.

Bahkan kalau santri kembali ke masyarakat dan menjadi tokoh masyarakat serta membina pondok pesantren maka kemampuan tersebut masih menjadi tolok ukur dalam menilai apakah kyai atau ustadz tersebut merupakan "jebolan" pesantren dan menguasai ilmu agama atau tidak, tegas Ali

Pada jaman dahulu, Ali mencontohkan, kyai tidak hanya melayani masyarakat dengan mengajarkan kitab kuning semata-mata bahkan ketika ada masyarakat yang menderita sakit, kyai bisa memberikan pertolongan secara tradisional. Pertengkaran dalam keluarga pun bisa dipecahkan oleh sang kyai. Jadi artinya, kehadiran seorang kyai harus benar-benar memberi manfaat yang komprehensif di tengah-tengah masyarakat karena selain memeiliki kemampuan di bidang keagamaan, kyai juga memiliki kemampuan keilmuan yang lainnya.

Menyinggung terselenggaaranya MQK kali ini, Ali juga mengungkapan bahwa Forum/musabaqah ini bukan hanya untuk menilai kemampuan para santri di berbagai pondok pesantren dalam membaca dan memahami kitab kuning tetapi juga menjadi ajang silaturahmi antar pesantren se-Indonesia.

Dalama musabaqah ini, lanjut Ali, yang dinilai bukan hanya membaca kitab kuning dalam berbagai tingkatan dan berbagai ilmu pengetahuan akan tetapi di dalam memahami, menganalisis, serta mengaplikasikan apa yang tertulis di dalam kitab kuning atau apa yang dituangkan oleh pemikir salaf Islam. (pip)
sumber: http://www.pondokpesantren.net/ponpren/index.php?option=com_content&task=view&id=161

No comments:

Post a Comment